Air Handling Unit (AHU)
Kami perusahaan pabrikasi AHU ( Air Handling Unit ). AHU untuk aplikasi Gedung, pabrik, industri farmasi, laboratorium, perkantoran, dll.
Sesuai dengan fungsinya, AHU merupakan seperangkat alat yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan (jumlah partikel/mikroba), pola aliran udara, jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan.
Unit/sistem yang mengatur tata udara ini disebut AHU (Air Handling Unit). Di sebut “unit”, karena AHU terdiri dari beberapa alat yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Pada dasarnya AHU terdiri dari :
1. Cooling coil atau pada umumnya disebut Evaporator berfungsi untuk mengontrol suhu (temperature/t) dan kelembaban relatif (Relative Humidity/RH) udara yang akan didistribusikan ke ruangan . Hal ini dimaksudkan agar dapat dihasilkan output udara,
sesuai dengan spesifikasi ruangan yang telah ditetapkan. Proses
pendinginan udara sendiri dilakukan dengan mengalirkan udara yang
berasal dari campuran udara balik (return air) dan udara luar (fresh air) melalui kisi-kisi (coil) evaporator yang bersuhu rendah. Proses tersebut menyebabkan terjadinya kontak antara udara dan permukaan kisi evaporator yang
akan menghasilkan udara dengan suhu yang lebih rendah. Proses ini juga
akan menyebabkan kalor yang berada dalam uap air yang yang terdapat di
dalam udara ikut berpindah ke kisi evaporator, sehingga uap air akan mengalami kondensasi. Hal ini menyebabkan kelembaban udara yang keluar dari evaporator juga akan berkurang. Evaporator harus
dirancang sedemikian rupa sehingga kisi-kisinya memiliki luas permukaan
kontak yang luas, sehingga proses penyerapan panas dari udara di dalam
evaporator dapat berlangsung dengan efektif.
2. Static Pressure Fan (blower). Blower adalah bagian dari AHU yang berfungsi untuk menggerakkan udara di sepanjang sistem distribusi udara yang terhubung dengannya. Blower yang digunakan dalam AHU berupa blower radial yang memiliki kisi-kisi penggerak udara yang terhubung dengan motor penggerak blower.
Motor ini berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Energi gerak inilah yang kemudian disalurkan ke kisi-kisi penggerak
udara hingga kemudian dapat menggerakkan udara. Blower ini dapat di atur agar selalu menghasilkan frekuensi perputaran yang tetap, hingga akan selalu menghasilkan output udara dengan debit yang tetap. Dengan adanya debit udara yang tetap tersebut maka tekanan dan pola aliraran udara yang masuk ke dalam ruang produksi dapat dikontrol.
3. Filter merupakan
bagian dari AHU yang berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol
jumlah partikel dan mikro organisme (partikel asing) yang mengkontaminasi
udara yang masuk ke dalam ruang produksi. Filter, biasanya ditempatkan di dalam rumah filter(filter house)
yang didesain sedemikian rupa agar mudah untuk dibersihkan dan/atau
diganti. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah penempatan posisi filter harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat “memaksa” seluruh udara yang akan didistribusikan tersebut melewati filter terlebih dahulu. Filter yang digunakan untuk AHU dibagi menjadi beberapa jenis/tipe, tergantung efisiensinya, yaitu: Pre-filter (efisiensi penyaringan: 35%); Medium filter (efisiensi penyaringan: 95%); dan High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter (efisiensi penyaringan: 99,997%). Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah posisi penempatan filter harus diatur berdasarkan jenis dan efisiensi penyaringan filter yang akan menentukan kualitas udara yang dihasilkan.
4. Ducting adalah bagian dari AHU yang berfungsi sebagai saluran tertutup tempat mengalirnya udara. Secara umum, ducting merupakan sebuah sistem saluran udara tertutup yang menghubungkan blower dengan ruangan produksi, yang terdiri dari saluran udara yang masuk (ducting supply) dan saluran udara yang keluar dari ruangan produksi dan masuk kembali ke AHU (ducting return). Ducting harus
didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendistribusikan udara ke
seluruh ruangan produksi yang membutuhkan, dengan hambatan udara yang
sekecil mungkin. Desain ducting yang tidak tepat akan mengakibatkan hambatan udara yang besar sehingga akan menyebabkan inefisiensi energi yang cukup besar. Ducting juga harus didesain agar memiliki insulator di
sekeliling permukaannya, yang berfungsi untuk menahan penetrasi panas
dari udara luar yang memiliki suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan suhu di dalam ducting.
5. Dumper adalah bagian dari ducting AHU yang berfungsi untuk mengatur jumlah (debit) udara yang dipindahkan ke dalam ruangan . Besar kecilnya debit udara yang dipindahkan dapat diatur sesuai dengan pengaturan tertentu pada dumper. Hal ini amat berguna terutama untuk mengatur besarnya debit udara yang sesuai dengan ukuran ruangan yang akan menerima distribusi udara tersebut.
Sistem Kerja AHU untuk Ruangan :
Supply udara
yang akan disalurkan ke dalam ruangan berasal dari 2 (dua)
sumber, yaitu : (1) berasal dari udara yang disirkulasi kembali (sebanyak
80%) , dan (2) berasal dari udara bebas (sebanyak 20%).
Supply udara tersebut kemudian melewati filter yang terdapat di dalam filter house, yang terdiri dari pre-filter yang memiliki efisiensi penyaringan sebesar 35% dan medium filter yang memiliki efisiensi penyaringan sebesar 95%. Selanjutnya, supply udara ini melewati cooling coil (evaporator) yang akan menurunkan suhu (t) dan kelembaban relatif (RH) udara. Kemudian udara di pompa dengan menggunakan static pressure fan (blower) ke dalam ruang produksi melaluiducting (saluran udara). Jumlah udara yang masuk ke dalam ruang produksi diatur dengan menggunakan volume dumper. Selanjutnya udara disirkulasi kembali ke AHU, demikian seterusnya.
Berikut foto AHU pabrikasi kami :
Kami melayani pemesanan dan pemasangan untuk seluruh Indonesia.
Untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kami.
Telp : 021. 35999088, 021 80240555
HP : 081282878847 , 081213300453
Email: info@swteknik.com atau sumberwahanateknik@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar